Notification

×

Iklan

Iklan

Iklan 728x90

Gelombang di Jupiter

Selasa, 11 Februari 2025 | Februari 11, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-28T14:55:07Z


 

Cerita Sambung

Prithvi Hamare Hai

Episode 6: Pemberontakan Sabuk Asteroid

oleh Erwinsyah Putra

Di orbit Jupiter, Stasiun Europa Prime berdiri megah di tengah gelombang badai plasma. Stasiun ini adalah simbol persatuan antarplanet, tempat para pemimpin dari Sabuk, Mars, dan beberapa koloni independen berkumpul untuk pertemuan rahasia. Bagi Lady Cartine, ini adalah kesempatan emas untuk memperkuat aliansi mereka—jika semua berjalan lancar.

Namun, di kegelapan luar angkasa, bahaya selalu mengintai.

***

Kapal diplomatik milik Princess Maia meluncur mendekati stasiun, sinyal suaranya menyala hijau di layar kontrol. Maia berdiri di jendela observasi, mengamati Jupiter berputar pelan di kejauhan, diselimuti badai gas oranye dan merah.

"Tempat ini selalu membuatku merasa kecil," katanya, lebih kepada dirinya sendiri.

Promo Diskon 50%

Promo Diskon 50%! Klik gambar di atas untuk mendapatkan diskon spesial.

Cartine berdiri di sebelahnya, senyumnya tipis. "Kadang, menjadi kecil adalah keuntungan. Orang tidak akan melihatmu datang."

Maia tertawa pelan, tetapi matanya tetap waspada. "Hari ini, kita harus terlihat. Tidak ada ruang untuk bergerak dalam bayang-bayang."

***

Di dalam aula pertemuan utama, suasana terasa berat. Para pemimpin duduk di meja besar berbentuk lingkaran, hologram Tata Surya melayang di atas meja, menunjukkan jalur perdagangan dan perbatasan konflik.

Kiran Vos dari Sabuk Asteroid duduk di ujung meja, menyilangkan tangan. Di sebelahnya, delegasi dari Mars menatap tajam, sedangkan perwakilan dari Europa dan Titan terlihat gelisah.

"Lady Cartine," salah satu pemimpin dari Titan memulai, "mengapa kami harus mengambil risiko dengan mendukung rencanamu? Jika Patriark Bumi tahu kami terlibat, kami akan menjadi sasaran pertama."

Cartine tetap tenang. "Patriark tidak akan berhenti di Mars atau Sabuk. Mereka akan datang untuk kalian juga. Satu-satunya cara untuk melindungi diri adalah dengan bersatu sebelum mereka punya kesempatan untuk menyerang."

Suasana menegang. Kiran membuka mulut untuk menjawab, tetapi tiba-tiba—BOOM!

***

Ledakan mengguncang stasiun, menggoyangkan lantai di bawah mereka. Lampu redup berkedip, dan alarm darurat berbunyi keras.

"Apa yang terjadi?" Maia berteriak, mencoba menstabilkan dirinya.

"Ledakan di sektor energi!" suara dari radio terdengar panik. "Seseorang telah menyabotase sistem inti!"

Cartine mencengkeram lengan Maia. "Kita harus pergi. Ini jebakan."

Pasukan keamanan mulai bergerak, tetapi para pemimpin di aula saling berteriak, bingung dan takut. Di tengah kekacauan itu, Maia melihat sosok misterius melarikan diri melalui pintu darurat, mantel panjangnya berkibar di belakang.

"Shekar, ikuti dia!" Cartine memerintahkan. "Jangan sampai lolos!"

Shekar mengangguk dan menghilang ke lorong, mengejar sosok itu.

***

Di pusat kendali, Maia dan Cartine mencoba mengakses sistem untuk mencegah stasiun meledak. Namun, sistem sudah diretas. Timer hitung mundur muncul di layar—10 menit sebelum reaktor utama meledak.

"Ini bukan sabotase acak," Maia berkata, suaranya penuh ketegangan. "Seseorang ingin membunuh kita semua di sini."

Cartine mengetik di konsol, mencoba menghentikan timer, tetapi setiap upaya ditolak oleh protokol keamanan.

"Siapkan kapal evakuasi," Cartine berkata dingin. "Kita harus menyelamatkan siapa pun yang kita bisa."

"Dan pertemuan ini?" Maia menatapnya dengan mata lebar.

"Hancur," Cartine menjawab. "Seseorang ingin memastikan kita tidak pernah bersatu."

***

Dalam waktu singkat, kapal evakuasi mulai meluncur dari stasiun, membawa para delegasi yang selamat. Di lorong-lorong stasiun, ledakan kecil terus mengguncang struktur, sementara asap memenuhi udara.

Shekar kembali, terengah-engah.

Promo Diskon 50%

Promo Diskon 50%! Klik gambar di atas untuk mendapatkan diskon spesial.

"Aku kehilangan dia," katanya, frustrasi. "Tapi aku menemukan ini."

Dia melemparkan sebuah perangkat kecil ke meja. Maia memeriksanya dan wajahnya memucat.

"Ini perangkat milik intelijen Bumi."

Hening sejenak. "Patriark tahu kita di sini," Cartine akhirnya berkata. "Dan mereka menginginkan kita mati."

***

Dari kejauhan, Cartine dan Maia melihat Stasiun Europa Prime meledak dalam kilatan cahaya terang.

"Kita baru saja kehilangan kesempatan terbesar kita," Maia bergumam. "Dan sekarang mereka tahu kita rentan."

Cartine mengepalkan tangan. "Mereka boleh merusak satu pertemuan. Tapi mereka tidak akan menghentikan gerakan kita."

Maia menatap Cartine, senyum samar di wajahnya. "Kalau begitu, kita pastikan perlawanan kita lebih besar dari yang mereka duga."

Di kejauhan, sisa-sisa stasiun menghilang ke dalam badai gas Jupiter, tetapi tekad mereka tetap utuh.

Pertempuran baru saja dimulai.

Iklan 728x90
×
Fiksi Fillo Baru KLIK