Cerita Pendek
BADAI MEMANG KEMBALI
oleh Erwinsyah Putra
***
Jakarta, 2019
Badai Permana menepikan motor matiknya di trotoar sempit. Hujan gerimis masih menempel di jaketnya. Dalam kotak delivery di punggung motor, ada satu pesanan terakhir untuk malam ini.
Ia menarik napas panjang, matanya lelah. Bukan karena kerja, tapi karena beban yang menghantam jiwanya tiap kali melihat pantulan dirinya di kaca spion.
Ponselnya bergetar. Ia melihat layar. Mendung Ardana.
Malam Senin.
Badai tersenyum tipis, lalu menyapukan jari ke layar. Wajah adiknya muncul di sana, cerah dan penuh semangat.
"Abang sehat? Makan yang teratur gak?"
Badai tertawa kecil. "Dek, pertanyaan itu kayak emak-emak aja. Abang sehat, abang kuat!"
Mendung tertawa, tapi matanya berbinar. "Abang pasti sukses, ya? Bisa kirim duit buatku tiap bulan. Aku bangga banget punya abang kayak Abang Badai!"
Badai terdiam sesaat. Ada gumpalan yang mendesak di dadanya. Ia ingin bilang, "Dek, kau salah paham. Aku bukan orang baik. Aku bukan abang yang pantas kau banggakan."
Tapi, seperti biasa, ia hanya mengulas senyum.
"Iya, Dek. Abang pasti sukses nanti. Dan abang pasti pulang buat kau."
Jakarta, 2020
Sebuah apartemen mewah. Badai duduk di ujung ranjang, masih bertelanjang dada. Seorang perempuan berambut sebahu merayap di punggungnya, tangannya yang bercincin berlian menelusuri kulitnya dengan lembut.
"Kamu serius mau berhenti, Badai?"
Badai mengangguk, menarik napas panjang. "Aku capek, Bu. Aku bukan laki-laki murahan."
Wanita itu tertawa kecil, suaranya seperti desisan ular. "Kamu pikir aku bayar kamu hanya untuk tidur? Aku suka kamu karena kamu unik, karena kamu... liar."
Badai berdiri, mengambil bajunya. "Aku gak bisa lanjut."
Sekali lagi, tawa kecil itu terdengar. "Sayang sekali. Kalau kamu tetap keras kepala... Aku punya sesuatu yang bisa membuatmu berpikir dua kali."
Badai berbalik, matanya menyipit curiga. "Maksudnya?"
Wanita itu mengangkat ponselnya. Ia memutar sebuah video. Video itu... dirinya. Di ranjang ini. Bersama wanita itu. Dengan suara yang jelas, dengan wajah yang terlihat.
"Hapus."
Wanita itu tersenyum miring. "Hanya kalau kamu tetap di sini."
Badai mengepalkan tangannya. Tapi ia tahu, ia kalah.
Juli, 2021
Badai menghilang. Tidak ada jejak. Tidak ada pesan untuk siapa pun, termasuk Mendung.
Adiknya mulai cemas, tapi tetap yakin. "Abang pasti sibuk kerja. Pasti suatu saat dia pulang."
Hingga suatu malam, Mendung sedang scrolling Instagram. Sebuah berita viral melintas di berandanya:
"VIDEO SYUR SEORANG ASN DENGAN PRIA DELIVERY MENJADI BAHAN PERBINCANGAN NETIZEN"
Di tangkapan layar video itu, wajah pria tersebut diblur. Tapi ada sesuatu yang membuat Mendung membeku.
Sebuah tompel hitam di punggung pria itu.
Jantungnya berdetak kencang. "Gak mungkin... gak mungkin!"
Ia mulai mencari. Menelusuri berita, grup Telegram, Reddit. Tapi semua video yang ia temukan selalu dalam versi yang sudah disensor.
Hingga suatu malam, temannya, Romi, mengirimkan sebuah link ke WhatsApp.
"Bro, ini full version tanpa sensor. Coba liat!"
Mendung ragu, tapi jemarinya bergerak sendiri. Ia menekan link itu.
Video berdurasi dua menit itu mulai diputar.
Di awal, pria itu selalu membelakangi kamera. Mendung merasa lega—mungkin ini hanya ketakutannya saja.
Tapi di detik-detik terakhir, kamera sedikit bergetar. Sebuah cermin di atas ranjang memantulkan wajah pria itu.
Wajah yang selama ini ia kenal.
Dan kemudian, suara itu.
"Kenapa direkam sih, Bu? Kalau aku tahu direkam gini, aku pasti nolak..."
Air mata Mendung langsung tumpah. Tangannya bergetar.
Itu suara yang setiap Malam Senin berbicara dengannya di WhatsApp.
Suara Abangnya.
Tangannya refleks menekan tombol hapus. Video itu lenyap dari ponselnya. Tapi tidak dari ingatannya.
Ia menatap layar hitam WhatsApp.
"Abang memang menepati janjinya menemuiku..."
"Tapi bukan begini..."
***
Tiga bulan setelah video viral itu...
Di salah satu akun berita, muncul informasi baru.
"Diduga pria dalam video viral ASN masih belum teridentifikasi. Sumber terpercaya mengatakan bahwa pria tersebut telah pergi ke luar negeri sejak setahun lalu."
Sebuah spekulasi muncul di internet:
"Mungkin dia udah ganti identitas.""Mungkin dia sembunyi di negara orang.""Atau mungkin dia..."
Tidak ada yang tahu di mana Badai sekarang.
Tapi satu hal yang pasti.
Badai memang kembali.
Tapi bukan sebagai orang yang Mendung harapkan.
Tamat.