Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Bukan Perang tapi Berseteru (Ep.7)

Rabu, 05 Maret 2025 | Maret 05, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-05T14:05:44Z

 


Cerita Sambung

Indonesia (Jadi) Emas
Oleh Erwinsyah Putra

Episode 7: Bukan Perang tapi Berseteru

Di pagi yang gerimis, layar-layar televisi di seluruh Indonesia terus membombardir masyarakat dengan berita negatif. Tokoh-tokoh ekonomi bayaran tampil di berbagai acara bincang-bincang, menyebarkan ketakutan.

"Transisi ke GRp ini berbahaya! Tanpa dolar, kita akan terisolasi!"
"Masyarakat tidak bisa hidup tanpa uang kertas. Digitalisasi GRp hanya memperumit keadaan!"

Di media sosial, ribuan akun anonim menggerakkan tagar #TolakGRp dan #SelamatkanRupiah. Mereka menciptakan narasi bahwa GRp hanya menguntungkan segelintir orang kaya yang memiliki emas, sementara rakyat kecil akan semakin menderita.

Namun, Arga dan timnya sudah siap menghadapi ini.

Rapat Darurat di Istana Negara

Di ruang rapat yang diterangi cahaya lampu gantung mewah, Arga, Nadira, Rahmat, dan beberapa penasihat strategis duduk mengelilingi meja bundar.

"Kita sedang diserang dari dua arah," kata Rahmat sambil menampilkan data di layar. "Pertama, media arus utama menciptakan kepanikan. Kedua, kelompok bisnis besar menimbun barang dan memperlambat distribusi. Jika ini terus berlanjut, masyarakat akan turun ke jalan."

"Mereka ingin menggiring kita ke dalam krisis," kata Nadira sambil mengetukkan jarinya ke meja. "Kalau rakyat benar-benar percaya GRp adalah bencana, maka kebijakan kita bisa runtuh."

Arga mengambil nafas dalam. "Kalau begitu, kita buat strategi yang lebih agresif. Kita tidak bisa hanya bertahan."

"Apa yang ada dalam pikiran Anda, Pak?" tanya Rahmat.

Arga tersenyum tipis. "Kita gunakan taktik mereka melawan mereka sendiri."

Strategi Serangan Balik

  1. Mengungkap Dalang di Balik Kekacauan
    Pemerintah mengirim tim intelijen untuk menyusup ke jaringan oligarki yang mengacaukan pasar. Dalam waktu singkat, mereka mendapatkan bukti bahwa beberapa media besar menerima dana dari investor asing untuk menggiring opini negatif tentang GRp.

  2. Media Rakyat Bangkit
    Arga menginstruksikan Nadira untuk menggalang jaringan media independen dan influencer pro-GRp. Mereka mulai menyebarkan fakta bahwa kepanikan yang terjadi adalah hasil rekayasa kelompok tertentu.

    -"Kenapa harga naik? Karena ada oknum yang menimbun barang!"
    -"Kenapa media menyerang GRp? Karena mereka dikendalikan asing!"
    -"GRp adalah solusi! Bukan ancaman!"

    Dalam waktu singkat, narasi berubah. Masyarakat mulai curiga terhadap berita yang mereka lihat di TV.

  3. Serangan Balasan Digital
    Tim teknologi Arga mempercepat distribusi e-GRp, aplikasi digital berbasis blockchain yang memungkinkan transaksi tanpa perantara bank besar. Seketika, masyarakat menemukan cara mudah untuk bertransaksi dengan GRp tanpa perlu menunggu distribusi uang fisik.

  4. Rakyat Ikut Bergerak
    Ketika media rakyat mulai melawan, kelompok petani, nelayan, dan pedagang kecil mulai berbicara di media sosial.

    • "Kami menerima GRp untuk hasil panen kami!"
    • "Beli ikan dengan GRp, tanpa takut nilai turun!"
    • "Emas adalah kepastian, bukan kertas kosong!"

    Perlahan tapi pasti, kepercayaan masyarakat kembali tumbuh.

Oligarki Mulai Terpojok

Di sebuah gedung pertemuan mewah di Jakarta, para oligarki berkumpul.

"Sial! Mereka membalikkan keadaan!" kata Surya sambil membanting gelas.

"Kita butuh strategi baru," ujar seorang bankir dengan wajah pucat. "Jika GRp benar-benar diterima masyarakat, kita kehilangan segalanya!"

Surya mengusap wajahnya. "Kalau begitu, kita tidak punya pilihan lain. Kita harus mengguncang stabilitas politik. Kita buat Arga lengser."

Di balik layar, ancaman baru mulai terbentuk.

Bersambung ke Episode 8...

×
Fiksi Fillo Baru KLIK