Cerita Sambung
Indonesia (Jadi) Emas
Oleh Erwinsyah Putra
Episode 15: Mengurai Ketakutan, Menjelaskan Manfaat
Suasana ruang konferensi di Istana Merdeka dipenuhi puluhan tokoh ekonomi, akademisi, dan perwakilan masyarakat. Media pun hadir, siap menyiarkan momen penting ini.
Arga berdiri di podium, tatapannya tajam.
"Saya tahu banyak dari Anda masih ragu. Ada yang bertanya, bagaimana mungkin kita menggunakan emas sebagai mata uang tanpa membuatnya lenyap dari negeri ini? Bagaimana kita memastikan transaksi tetap mudah dan adil bagi semua? Hari ini, saya akan menjawab semuanya."
Di layar besar, grafik dan data mulai ditampilkan.
Seorang ekonom senior mengangguk setuju. "Benar. Negara-negara lain tidak akan melepas GRp begitu saja karena nilai intrinsiknya. Mereka akan menyimpannya atau menggunakannya untuk berdagang kembali dengan kita."
"Kami memahami bahwa 1 gram emas memiliki nilai tinggi. Itulah sebabnya kami mengembangkan sistem pecahan hingga 0,001 gram. Ini berarti Anda bisa membeli kopi, roti, atau bahkan ongkos angkot dengan nilai emas yang akurat."
Salah satu jurnalis bertanya, "Tapi bukankah emas sulit dipakai untuk transaksi kecil?"
Nadira tersenyum. "Di sinilah teknologi berperan. Setiap warga memiliki dompet digital berbasis blockchain yang terhubung dengan cadangan emas fisik. Anda bisa membeli barang dengan pecahan sekecil apa pun, tanpa harus membawa emas fisik kemana-mana."
Suasana mulai berubah. Ketakutan masyarakat perlahan tergantikan oleh rasa ingin tahu.
Bersambung ke Episode 16...